1:20 PM
0

Twinfernosa - Banyak orang yang rajin mencukur bulu-bulu kemaluan agar bersih dan rapi. Tapi menurut penelitian, mencukur bersih bulu-bulu ini justru dapat meningkatkan risiko infeksi kulit. Tak hanya mencukur saja, beberapa perawatan yang ditujukan untuk membersihkan bulu kelamin juga berisiko sama.

Penelitian dari Perancis baru-baru ini menemukan bahwa mencukur bulu kemaluan bisa meningkatkan risiko infeksi. Iritasi kulit yang disebabkan tindakan memangkas, mencukur atau menghilangkan bulu dengan lilin atau waxing meningkatkan kasus penularan virus kelamin yang disebut molluscum contagiosum.

"Penghilangan bulu kemaluan telah menjadi fenomena dalam beberapa puluh tahun terakhir. Pada saat yang sama, jumlah kasus molluscum contagiosum mengalami peningkatan," kata peneliti, dr Francois Desruelles dari departemen dermatologi di Rumah Sakit Archet di Nice, Perancis seperti dilansir HealthDay, Selasa (19/3/2013).

Sayangnya, penelitian yang dilakukan Desruelles ini tidak dilakukan secara terkontrol. Tapi dia yakin bahwa semakin populer produk penghilang bulu kemaluan, maka risiko infeksi molluscum contagiosum semakin meningkat, baik pada pria maupun wanita. Membersihkan bulu tersebut juga dapat meningkatkan risiko terserang kutil kelamin akibat infeksi papillomavirus.

Dalam laporan yang dimuat jurnal Sexually Transmitted Infections, Desruelles dan rekan-rekannya menjelaskan bahwa ruam akibat infeksi molluscum contagiosum biasanya terlihat pada anak-anak atau orang dewasa yang terganggu sistem kekebalan tubuhnya. Virus ini juga bisa menular lewat transmisi seksual.

Penelitian yang dilakukan Desruelles mempelajari 30 orang pasien di Perancis yang terinfeksi molluscum contagiosum dan menjalani pengobatan di sebuah klinik perawatan kulit di Nice pada tahun 2011 dan 2012. Usia rata-rata pasien adalah sekitar 30 tahun. Sebanyak 24 di antaranya adalah pria.

Semua pasien menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti memiliki benjolan kulit seperti mutiara. Bahkan ada 4 pasien yang memiliki benjolan hingga ke daerah perut dan 1 pasien merembet ke paha. Hampir semua pasien telah menghilangkan bulu kemaluannya, sebanyak 70% pasien dengan cara mencukur, 10 persen dengan waxing dan 13 persen dengan memangkas.

Sebanyak 30% pasien menderita berbagai masalah kulit lainnya seperti kutil, infeksi kulit akibat bakteri, kista dan rambut yang tumbuh ke dalam. Peneliti menduga bahwa virus cacar bisa menyebar lewat menggaruk kulit yang teriritasi yang dipicu oleh proses penghilangan bulu kemaluan.

Namun menurut Desruelles, mencukur bulu kemaluan nampaknya juga memiliki beberapa aspek positif, yaitu mencegah penyebaran kutu kemaluan. Bloomberg News baru-baru ini melaporkan bahwa semenjak dengan 80% mahasiswa di AS mencukur bulu kemaluannya, kasus kutu kemaluan juga menurun secara drastis


Sumber : DetikHealth

0 komentar: